Pemerintah akan mengajukan skenario kenaikan tarif dasar listrik (TDL) Juli mendatang. Tidak hanya tarif dasar listrik, harga pupuk juga diusulkan naik yang direncanakan mulai diberlakukan pada April mendatang.
"Rencananya TDL naik lima belas persen pada semester kedua tahun 2010, tepatnya Juli," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers tentang RAPBNP 2010 di Gedung Kementerian Keuangan, Jalan Wahidin, Jakarta, Senin (8/3).
Menurut Sri Mulyani, pemerintah tidak menaikkan TDL pada semester pertama karena masih melihat proses pemulihan ekonomi yang masih berlangsung. Oleh karena itu, tugas pemerintah adalah untuk menjaga daya beli masyarakat. "Intinya adalah bagaimana kita mampu menjaga momentum pertumbuhan yang ada," ujarnya.
Dikatakan, kenaikan tarif dasar ini masih dalam pembahasan. "Kami akan lanjutkan ke dewan apakah kemudian memang perlu naik atau tidak," kata Sri Mulyani.
Yang pasti, kata dia, besaran subsidi yang ada sekarang dalam RAPBN Perubahan untuk BBM akan dinaikkan sebesar Rp 10,5 triliun, pupuk Rp 4,2 triliun, dan untuk listrik subsidinya ditambah Rp 16,7 triliun.
Menurut dia, selama harga minyak mentah dunia masih sesuai dengan asumsi yakni 77 dolar AS per barel dan nilai tukar sebesar Rp 9.500 per dolar, bisa saja harga tidak naik. "Selama masih mencukupi, kenaikan tidak akan ada," ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Anggito Abimanyu menyatakan, kenaikan TDL itu merupakan rata-rata secara keseluruhan dari semua golongan. Meski demikian, bukan berarti otomatis golongan yang rendah juga akan naik. "Kita akan mencoba melindungi mereka yang tidak mampu," ujarnya.
Energi nuklir
Selain TDL, kenaikan harga pupuk juga direncanakan akan dilakukan April mendatang. Akan tetapi sayang, baik Sri Mulyani maupun Anggito tidak menyebut berapa persentase kenaikan pada harga pupuk.
Sri Mulyani menambahkan, kenaikan TDL dan pupuk masih di posisi pemerintah. "Ini adalah konsekuensi subsidi yang disediakan," katanya.
Di tempat terpisah, Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendorong pemanfaatan energi nuklir untuk menjamin pasokan energi jangka panjang di Indonesia, termasuk sebagai bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).
Menurut Ketua Umum PII Said Didu, penggunaan nuklir untuk bahan bakar pembangkit diperlukan untuk menjamin pasokan listrik jangka panjang. Sebab, kapasitas terpasang pembangkit listrik Indonesia saat ini kurang lebih 30.000 mw dan perkiraan kebutuhan kapasitas terpasang 2014 berkisar 56.000 wm maka projek pembangkit listrik 10.000 mw tahap pertama dan kedua hanya efektif untuk jangka pendek dan menengah.
Pasalnya, dengan tingkat pertumbuhan sepuluh persen per tahun, diperkirakan kebutuhan energi listrik tahun 2025 nanti menjadi dua kali lipat. "Padahal, untuk mendukung investasi dan industri yang memiliki waktu jangka panjang diperlukan jaminan pasokan listrik jangka panjang," ujar Said.
Selasa, 13 April 2010
Tarif Dasar Listrik Akan Naik 15 Persen
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar